Pages

Kamis, 03 April 2014

Ini loh kata Baskoro Tedjo



KARAKTER DAN IKON DALAM PEMAKNAAN SEBUAH FUNGSI BANGUNAN

Manifesto pada Fungsi Bangunan Rumah Tinggal

Hanya ada satu kepribadian dalam satu rumah...
Rumah harus mencerminkan karakter dari si pemakainya, dan karakter itu tidak boleh lebih dari satu, karena rumah harus mempunyai satu karakter tunggal bukan 2 atau lebih yang bisa menimbulkan konflik. Dalam setiap perancangan rumah tinggal, sebenarnya ada dua kemungkinan karakter kepribadian yang bisa dijadikan konteks desain, apakah dari owner atau dari sang arsiteknya. Namun demikian, sebaiknya karakter owner adalah yang paling utama sebab sang owner inilah yang nantinya banyak menghabiskan waktunya dirumah tersebut.
Karakter sang arsitek bisa dimasukkan apabila karakter dari owner tidak kelihatan, artinya bisa saja sang pemilik rumah menginginkan suatu karakter lain pada konsep huniannya. Sesuatu yang perlu diingat disini adalah apabila ada pemaksaan karakter dalam sebuah karya rumah tinggal bisa dipastikan bahwa konsep rumah itu akan mengalami kegagalan, konkretnya bisa dilihat dengan perubahan fungsi ruang yang berbeda dalam bangunan dengan konsep awal akibat ada pemaksaan karakter dari sang arsitek kepada owner.
 
Fungsi dari arsitek sendiri dalam perancangan rumah tinggal adalah memberi karakter rumah tersebut sesuai dengan karakter pemiliknya, supaya bisa tampil lebih gaya. Caranya adalah dengan membaca kepribadian owner secara keseluruhan. Dengan menggunakan teori spasial order, maka karakter hunian dari sang pemakai harus mendapat perhatian lebih dan bersifat tetap serta tidak boleh dirubah.
Kebudayaan juga merupakan elemen penting yang harus menjadi pertimbangan dalam merancang selain site. Karakteristik arsitektur yang unik muncul salah satunya dengan menggunakan pendekatan budaya dan mengetahui kekuatan dari site.
Arsitektur selalu berawal dari site. Itulah yang menjadi keyakinan Baskoro Tedjo dalam desainnya. Lingkungan sekitar (environment) baik didalam site maupun diluar site sangat berpengaruh dalam setiap rancangannya. Korelasi antara site dan budaya menghasilkan aliran yang menurut dia disebut dengan Contemporary Traditional.


Manifesto pada Fungsi Bangunan Publik

Bangunan publik harus menjadi ikon...
Ikon yang dimaksud disini bukanlah iconic building seperti karya-karya arsitektur avant garde. Ikon yang dimaksud disini lebih pada ikon dalam arti ketimuran. Artinya adalah bahwa ikon tidak harus berwujud fisik, akan tetapi ikon lebih pada sesuatu yang harus disukai, dihargai, dihormati (affective) dan dipakai serta melekat pada masyarakat. Jadi suatu ikon tidak harus berwujud suatu bentukan visual yang “wah” saja, akan tetapi harus menciptakan suatu “attach” atau keterikatan antara masyarakat dengan bangunan itu.  Ikon bisa berwujud visual, historikal, emosional, intelektual, kontekstual, dan lain sebagainya.

Metodenya adalah tetap dengan bangunan harus mengikuti site, karena site sudah menentukan karakter awal bangunan. Sebuah pemahaman mengenai contemporary atau kontemporer disini adalah usaha untuk memaknai kembali (sebuah/sesuatu), sesuai dengan pemahaman dan kesejamanan yang berlaku saat ini (kekinian).

Makna dari arsitektur bisa sangat sempit, luas serta dapat berbeda-beda, bergantung pada pendekatan perancangan yang dilakukan arsitek dalam merancang sebuah bangunan. Berbagai konteks arsitektur memang mengharuskan mengacu kepada aspek keindahan (secara visual). Aspek keindahan dalam konteks arsitektur ini biasanya diupayakan sejalan dengan fungsi ruang.
 Salah satu contohnya dapat dilihat pada proyek Rumah Andonowati yang karyanya berkaitan sebagai sebuah fungsi rumah tinggal dan bangunan publik (red: privat yang di publikkan) pada Selasar Sunaryo Art Space sebagai fungsi art & cultural center. Lokasi site bangunan yang sama-sama berada di atas bukit Dago ini mempengaruhi bentuk bangunan yang harus dipertimbangkan secara arif oleh Baskoro selaku arsitek. Ciri desain Baskoro yang dikenal “tenang” dan sangat konseptual, kali ini kembali ditampilkan. Karyanya diupayakan disesuaikan dengan sebuah fungsi bangunan yang mengedepankan sebuah karakter dan kedinamisan. Karya-karyanya ini dapat dikatakan sebagai arsitektur kontemporer yang responsif terhadap iklim dan lingkungan setempat dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada disekitarnya sebagai acuan dalam merancang. Proyeknya tetap berlandaskan prinsip ekonomi tetapi tetap pula mempertimbangkan berbagai aspek lain seperti aspek lingkungan dan aspek hunian modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar